A true story of my friend...seemed like a movie...sureal
Arief nama anak itu…sebenarnya ia adalah sosok yang baik dan taat beribadah akan tetapi juga rajin untuk membantu teman- temanya yang lemah yang di ganggu. Sebenarnya seorang tipe yang keras kepala atau lebih tepat dikatakan ustad preman. Yah itulah yang tepat karena dibalik sifat ke premanannya itu ia sosok pendiam yang taat pada orang tua dan agamanya.
Disekolah Arief merupakan anak yang sangat cemerlang dan selalu membantu yang lainnya apabila menemukan kesulitan dalam pelajaran. Yang pasti Arief merupakan sosok yang dikenal disekolahnya. Hampir semua murid mengenalnya. Karena kedoyanannya untuk berkelahi utamanya apalagi apabila yang diganggu wanita.
Sampai suatu saat Arief mendengar bahwa ada murid baru yang sangat menggaggu dikelas lain. Dan Arief mencari tahu siapa dia. Putih, Tinggi, Rambut lurus sebahu. Tetapi sikapnya yang sangat keras sangat mengganggu Andy. Wajar karena Dian merupakan anak orang terkaya di daerah itu. Tapi itu tidak diterima oleh Arief karena tidak seharusnya Dian bersikap seperti itu wanita tidak seharusnya bersikap demikian menurut kata hatinya seperti menyepelekan orang karena kekayaannya. Di mata Andy dia adalah wanita yang paling dibenci ketika itu dan baru pertama kali dia membenci wanita itu. Tetapi seperti kata orang tua dulu jangan engkau membenci seseorang terlalu dalam karena ia akan berbalik padamu.
Seiring waktu berjalan Arief tetap dikenal suka memukuli orang yang mengganggu teman temannya. Walaupun teman-temannya bersikeras bahwa tindakannya itu terlalu berlebihan. Siapapun lawannya akan dihadapinya. Pernah suatu ketika sepupu perempuannya melapor kepadanya bahwa ia telah diganggu beberapa orang dan ketika sepupunya di perintahkan untuk duduk sebentar Arief langsung pergi menanggapinya. Dihampirinya sekumpulan orang itu dan tidak sampai 15 menit. Ia kembali dan mengajak sepupunya untuk pulang. Begitulah Arief.
Hingga suatu siang ia tidak sengaja menyaksikan dari kejauhan seorang wanita dipukul. Dan rasanya ia mengenal wanita itu. Dian wanita disekolah dengan perilaku kasar itu. Melihat kejadian itu Arief langsung melangkah menghadang laki laki itu Boy namanya. “ Tolong jangan diteruskan!”,Arief berkata. “Siapa kamu? ngapain ngurusin urusan orang?”kata Boy. Dian yang dibelakang Arief juga dengan penuh tanda Tanya sebenarnya juga ingin melontarkan pertanyaan yang sama. Tapi Arief langsung berkata,”Saya teman satu sekolahannya, dan saya tidak punya masalah dengan kamu tapi dia ..wanita tidak seharusnya kamu memperlakukannya seperti itu”.
“Lho apa kamu nggak lihat tanda ini?”sambil menunjukkan lambang satu sekolahan yang lumayan terkenal.
“Iya, tapi….” Belum selesai Arief berbicara ia langsung disambut dengan hantaman di pipi. Dan perkelahian itu tidak teelakkan lagi. Sampai akhirnya si Boy melarikan diri.
Dian yang sama sekali belum mengenal Arief sangat heran dengan kelakuan Arief dan membantunya berdiri. Dan merekapun berkenalan.
“Saya Dian..kamu?”Tanya Dian.
“Arief..”jawab Arief datar.
“Kenapa kamu melakukan itu semua?”
“Aku nggak suka lihat wanita di perlakukan seenakknya seperti itu”
“oh..begitu…terima kasih ya”
“Sama-sama…sudah dulu aku ditunggu ibuku dirumah”
Setelah itu Arief langsung berjalan kaki pulang dan beribu pertanyaan siap menantinya di rumah. Sementara Dian langsung pulang kerumah dengan beribu pertannyaan pula dikepalannya siapa dia dan mengapa dia melakukan itu? Pertannyaan itu terus berputar dikepalanya.
Hingga akhirnya keduannya saling mengenal dan menjadi teman yang baik. Dan hari hari berlalu dan Dian dengan sembunyi2 selalu mencuri kesempatan untuk melihat Arief dari kejauhan. Dan menyembunyikan perasaannya itu. Sementara Arief dengan sikapnya selalu akrab dengan siapapun laki-laki atau wanita. Sampai suatu waktu istirahat Dian melihat Arief yang sedang berbicara dengan seorang teman kelas wanitannya. Dan langsung Dian menyuruh temannya untuk memanggil Arief.
“Ada apa mencariku?”kata Arief
“Ngobrol apa kalian ? kok lama sekali?”sambut Dian sinis.
“Ngga ada kok, cuman pelajaran, kenapa?kata Arief bertanya Tanya
“Hm..”Dian sulit mencari jawaban
“Kamu jangan gitu dong kamu kan temenku kan nggak apa-apa kalo temenku mau bertannya sesuatu kita kan ngga ada apa apa?balas Arief
“ Ya sudah ya aku mau ke kelas lagi ada ujian…” terus Arief
Dian tidak berani mengungkapkan perasaannya pada Arief. Dan itu berlangsung lama Arief dengan kekerasan hatinya tetap tidak menyadari kenyataan bahwa ada seseorang yang menyayanginya. Dia tetap beranggapan bahwa ia adalah seseorang yang menjaga Dian atas apapun. Pulang sekolah selalu diantar oleh Arief. Dan suatu malam Dian menelfon Arief agar segera ke rumahnya…dan sesampai dirumahnya Arief dengan pakaian ala premannya mendapati sebuah mobil mewah didepan rumah Dian. Dan tampak Dian dan seseorang terdiam tidak satu katapu keluar dari mereka. Dan si laki-laki bertanya “ Siapa kamu?”dengan nada sinis..Tanpa babibu Arief langsung menyeret keluar laki-laki itu dan menghajarnya di depan rumah. Setelah selesai Arief langsung pulang. Dian segera menelfon Arief dan menceritakan bahwa laki-laki tadi adalah mantannya yang ingin kembali tapi Dian tidak menyetujuinya tetapi dia tetap memaksa.
Dan kejadian kejadian seperti itu terus berlangsung hingga Suatu waktu Arief menyadadari bahwa setiap kali ia melakukan shalat jumat selalu ditunggu oleh Dian. Dian selalu mengamati dan baru pulang setelah Arief selesai melaksanakan shalat jumat. Arief pun menanyakannya dan saat itulah awal keingin tahuan Dian untuk berpindah agama.
Arief pun menyetujuinya. Akan tetapi niatan itu harus dilakukan diam-diam karena orang tua Dian tidak menyetujuinya. Dan ketika Dian meminta Arief untuk menjadi saksinya Arief menolak dengan alas an bahwa hal ini bukan main2 dan ia tidak siapa akan tanggung jawabnya. Dan setelah hari itu Ibadah Dian bahkan melebihi Arief hingga saat perpisahan tiba. Arief harus meneruskan kuliahnya di malang dan sebenarnya Dian ingin juga pindah ke malang karena ia ingin seseorang untuk menjaganya. Tapi Arief bersikeras untuk kuliah di malang sendirian. Dian akhirnya meneruskan kuliahnya di Jakarta.
Pada saat di Malang Arief berpesan kepada teman-teman sekotannya agar tidak memberitahu keberadaannya di Malang pada Dian. Entah mengapa Arief melakukan hal tersebut. Kemudian seiring waktu berjalan tetap Dian tidak dapat melupakan Arief. Kemudian dengan gelisah Dian berangkat ke Malang dengan maksud untuk mencari Arief akan tetapi dia tetap tidak dapat menemukannya. Sedangkan Arief tetap pada pendiriannya agar ia tidak bertemu Dian. Selanjutnya Arief yang memasuki semester ke 3 mulai merasakan bahwa ada seseuatu yang tidak lengkap dihidupnya. Dan perasaan itu terus mengganggunya dan semakin sering. Hingga suatu hari Arief merasakan ada hal yang tidak enak pada perasaaannya dan jatuh sakit selama seminggu.
Di awal minggu Arief menerima kabar bahwa Dian sakit keras dan berada di Palembang. Tanpa pikir panjang Arief langsung memesan tiket dan berangkat saat itu juga. Berbagai pikiran berkecamuk dalam pikirannya hingga ia sampai di rumah sakit dan mendapati seluruh keluarga Dian dan temannya berada disana. Mereka heran siapa laki laki berwajah gelap dan berperawakan lusuh, gondrong, layaknya preman itu. Arief bersalaman dengan sang ibu yang merasa mengenalnya. Dan setelah itu Arief langsung masuk ke ruangan …yang sunyi. Disana Dian dengan lemah berusaha menolehkan wajahnya yang pucat kurus ke pintu berusaha menatap siapakah yang hadir di hadapannya. Senyum lebar merekah diwajah Dian ..dan Ruangan itu berubah menjadi gelak dan tawa seketika. Panjang lebar mereka bercerita..dan mengaku bahwa dulu semenjak sma Dian telah menaruh hati pada Arief dan beberapa bulan lalu Dian berusaha mencari Arief di malang tetapi tidak dapat menemukannya. Dan Arief berkata bahwa semenjak di malang dia juga mulai merasakan seseuatu yang hilang di hidupnya tetapi dia tidak menyadari apa itu hingga kini.
Setelah beberapa saat mereka bergurau..Arief memotong pembicaraan bahwa akan mengambil oleh-oleh yang disiapkannya di mobil dan mengatakan pada Dian apakah ada yang akan dipesannya? Dian hanya menggelengkan kepalanya dan Dian menjawab…ketika kau bertemu seseorang..lihatlah dirimu sendiri terlebih dahulu..Arief hanya terdiam dan keluar dari ruangan itu. Baru setengah langkah ia berjalan ia berbalik dan membisikkan pada Dian bahwa ia juga sebenarnya menyayanginya. Dan raut wajah Dian berubah. Arief langsung melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan itu. Sementara teman-teman Dian yang berada di ruangan langsung menyambut Arief dengan cerita kalau semenjak masuk rumah sakit Dian tidak bisa bercanda dan selalu murung bahkan semenjak di Jakarta. Dan kondisi itu bahkan sejak awal kuliah. Dian seperti linglung mencari sesuatu yang tidak pernah ditemukannya. Arief kemudiang pergi menuju parkiran mobilnya dan langsung mengambil 1 kantong apel yang disiapkan dan ketika mengangkatnya tumpukan apel itu berjatuhan dan perasaan itu hadir kembali perasaan tidak enak di dirinya.. bergegas Arief berlari ke kamar Dian dan ruangan itu berubah menjadi kelam diam dan semua orang menundukkan kepalanya. Arief melangkah menuju ruangan tersebut dan melihat Dian disana tersenyum menutup matanya untuk selamanya
(dikembangkan dari cerita sebenarnya)